Konon dalam dongeng masyarakat Yunanni kuno, hiduplah seorang  pemuda yang bernama Narsis. Narsis adalah putra dari Dewa dan Bidadari.  Orangnya tampan, namun kaku, cuek, dan angkuh.
Pada suatu ketika Narsis sedang duduk-duduk ditepi kolam yang  airnya bening. Dari tepi kolam itu, dia melihat betapa tampannya  dirinya. Karena bayangan wajahnya yang begitu mempesona, Narsis akhirnya  jatuh cinta dengan bayangan dalam kolam itu. Narsis jatuh cinta dengan  dirinya sendiri. Sebenarnya teman-teman Narsis banyak yang jatuh cinta  kepadanya, tetapi Narsis tidak pernah merespon mereka, ia hanya jatuh  cinta pada dirinya sendiri.
Ada seorang  teman perempuan yang jatuh cinta kepada Narsis, namanya Gema. Gema  adalah putri dari kayangan. Orangnya cantik, tetapi dia tidak normal  dalam berbicara. Gema tidak bisa bicara dengan kalimatnya sendiri,  tetapi hanya bicara dan mengucapkan kata-kata yang baru didengarnya dari  orang lain. ketika Narsis bicara, “bagaimana kabarmu?”, Gema menjawab,  “kabarmuuuuuuuu……”. “kamu dari mana?”, Gema menjawab, ”darimanaaaa….”. 
Karena komunikasi antara Narsis dan Gema ini  tidak lancar maka cinta Gema tidak kesampaian. Cintanya tidak didengar  oleh Narsis, dan iapun frustasi. Gema bersedih dan menangis. Air matanya  menetes begitu banyak sampai akhirnya melarutkan tubuh Gema. Oleh sebab  itulah sampai saat ini kita hanya bisa mendengar suara Gema, tetapi  wujudnya kita tidak bisa melihat.
Pada suatu  kesempatan Narsis berjalan-jalan di tengah hutan. Ditempat itu dia  merasakan rindu dengan pemuda yang selalu dilihatnya didalam kolam.  Sampailah dia ditepi kolam yang airnya tenang. Disekelilingnya  dikelilingi banyak pohon cemara. Begitu memandang ke kolam kembali dia  tertegun. Ditatapnya wajah yang begitu tampan didalam kolam itu. Narsis  berlutut dan ingin menyentuh wajah itu. Namun ketika wajah itu disentuh,  berubahlah wajah itu menjadi riak-riak kecil air. Ditunggulah beberapa  saat sampai air itu kembali tenang. Disentuhlah lagi wajah itu, dan  kembali pula berubah menjadi riak air.  
Narsis terus menunggu ditepi kolam itu. Dia  terus merindukan pemuda dalam kolam itu. Perasaan itu begitu menyiksa.  Bertanyalah ia kepada pohon cemara, “Pohon Cemara, apakah engkau pernah  merasakan kerinduan seperti ini?. Narsis terus memandangi wajah itu.
Beberapa hari berlalu Narsis akhirnya sadar  bahwa wajah itu adalah wajahnya. Apa yang dia inginkan sudah ia punyai.  Apa yang dia rindukan sudah didapatkan. Dia menyadari dan mulai belajar  mencintai orang lain. tiba-tiba Narsis merasakan seluruh tubuhnya terasa  hangat. Kulitnya memancarkan cahaya yang lembut. Api cinta telah  menyala dalam diri Narsis. Api itu telah membakar dan meluluhkan hati  Narsis yang selama ini membeku. Hati itu telah mencair.
Sekian lama Narsis tidak muncul, teman-teman Narsis mencari  ditepi kolam itu. Tetapi mereka tidak menemukannya. Mereka hanya melihat  sekuntum bunga. Bagian tengahnya berwarna kuning, bentuknya seperti  terompet. Kelopak bunga dibagian pingirnya berwarna putih lembut.  Teman-temannya yakin itu adalah Narsis, yang tubuhnya telah menjadi  bunga. Bunga itu namanya adalah bunga Narsis.
Dari cerita itu bisa diketahui orang yang termasuk kategori  narsis/narsisme, yaitu:
- mencintai diri sendiri secara berlebihan dan sulit mencintai dan menerima cinta orang lain.
- Hanya mendengar pendapatnnya sendiri, sulit mendengar pendapat orang lain.
- Tidak bisa merasakan perasaan orang lain.
- Melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri, bukan sudut pandang orang lain.
- sulit mempercayai orang lain.
Tetapi  orang Narsis, bisa berubah. Ketika dia bisa menyadari bahwa dirinya  adalah obyek dan juga subyek, dan menyadari bahwa dirinya adalah bagian  dari orang lain, maka sifat narsis itu bisa hilang. Jika sifat narsis  itu hilang, maka orang itupun seperti Narsis, berubah menjadi indah dan  harum laksana bunga Narsis.
Sumber:http://www.tipsaya.blogspot.com/2009/01/arti-kata-narsis.html 

 
