Kamis, 07 Oktober 2010

Mitos VS Logika




Istilah mitos sudah lama dikenal, bisa dikatakan mitos ialah sesuatu berupa wacana (bisa berupa cerita, asal-usul, atau keyakinan) yang keberadaannya satu paket dengan pantangan yang tidak boleh dilanggar. Orang bilang menentang mitos itu ”pamali” (dosa) bisa kualat. Keberadaan mitos sangat erat kaitannya dengan adat istiadat yang masih bersifat tradisional. Terutama pada sebagian masyarakat yang masih meyakini ajaran animisme dan dinamisme. Mitos dengan aturan yang telah lampau tidak bisa begitu saja disisihkan, akan banyak hal yang harus dilalui untuk menciptakan perubahan itu. Tetunya tidak semudah menutup buku.
Logika, lebih menitik beratkan pada analisis pikiran dan kemajuan persepsi dengan kata lain lebih menonjolkan peran pikiran yang masuk akal dan angka kemungkinannya lebih tinggi dibanding angka ketidakmungkinannya. Benarkah mitos selalu memiliki alasan yang logis? Berbeda dengan masyarakat tradisional yang masih meyakini adanya mitos sebagai sesuatu yang harus diperlakukan hati-hati, masyarakat modern tidak begitu adanya, mungkin karena telah banyak fasilitas canggih yang bisa menepis kepercayaan tentang mitos.
Tidak ada salahnya menganalisis sebentar tentang hubungan mitos dengan logika dengan cara mengambil beberapa contoh mitos dan mengkaitkannya dengan pemikiran yang lebih masuk akal. Misalnya :
  • Anak gadis dilarang keras makan di depan pintu, katanya bisa batal dilamar orang alias balik kucing. (ini mitosnya). Kalau dipikir-pikir memang tidak pantas makan di depan pintu, fungsi pintu hanya untuk jalan keluar masuk saja. Kalau memang makan ya di ruang makan atau di tempat yang layak untuk makan. Hubungan dengan yang lamaran balik lagi apa ya ? otomatis balik, semua pria pasti inginkan calon istri yang punya sopan santun, lah kalau makannya di depan pintu dan berdiri pasti ilang feeling  Karena itu tidak jadi melamar.
  • Mitos lain, calon pengantin perempuan dilarang keras keramas ketika dekat hari perayaan, kenapa? Katanya supaya tidak turun hujan deras ketika resepsi berlangsung yang bisa mengacaukan acara. Masuk akal tidak ya ? keramas dan hujan ? logikanya kenapa calon pengantin perempuan dilarang membasahi rambutnya (keramas) karena kata penata rias pengantin, kalau rambut yang akan disanggul itu di keramasi maka tekstur rambut jadi halus dan lembek ini menyulitkan si penata rambut memasang sanggul. Jadi ketika hari perayaan, si calon pengantin tidak boleh keramas supaya lebih mudah disasak dan dipasang sanggul. Urusan hujan cuekin aja, cari bulan nikahnya dimusim kemarau biar nggak kehujanan.
  • Kalau menyapu harus sampai tuntas jangan dikumpulin dipojokan, agar rejekinya tidak mampat (ini mitosnya). Logikanya, sangat mudah, sebab jika sampah yang kerap di tumpuk di pojokan lama-kelamaan akan menumpuk. Tapi jika di hubungkan dengan rejeki, bisa jadi kerena keseringan menumpuk sampah, sehingga dikaitkan dengan ‘malas’, pasalnya, orang malas jauh dari rejeki, karena kerap mengutamakan kemalasannya daripada berusaha, akhirnya rejeki baik akan terhambat.
  • Seorang Ayah yang pulang kerja, ketika punya baby harus ke kamar mandi dulu untuk cuci tangan dan kaki, katanya supaya setan dari luar yang ikut di badan si Ayah tidak menakuti bayinya. Logika untuk mitos ini mudah saja tentu saja orang yang pulang kerja lewat jalan yang penuh dengan debu dan kotoran, belum lagi kalau macet dan asap kendaraan menempel di baju. Bayi yang baru lahir belum memiliki anti body yang kuat jadi rentan terkena berbagai macam penyakit. Debu dan kotoran yang menempel di baju si Ayah ialah sarang kuman dan virus, jadi harus dihilangkan dulu dengan cara cuci tangan dan kaki, lebih baik lagi kalau mandi dulu, baru timang-timang anak tersayang.
  • Bagi wanita hamil, dilarang keras untuk mengosipkan orang lain, mitosnya bisa-bisa nanti anak yang di kandung si ibu akan mirip dengan orang yang sedang di gosipkan dan memiliki sifat yang dibenci sang ibu kala mengandung. Jika diamati, memang sepertinya tidak pantas siapapun dan dengan keadaan apapun menggunjinkan orang lain, apalagi ketika sedang berbadan dua. Bukankah lebih baik jika sang calon ibu lebih memperhatikan keadaan jabang bayi dari pada mengurusi orang lain, kesehatan baby dalam kandungan lebih membutuhkan ibunya dari pada orang lain yang sama sekali tidak perduli dengan gunjingan.
Ini hanya beberapa contoh, mitos dan logika bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan, santai saja karena pada setiap mitos pasti punya alasan yang logis. Mungkin cara penyampaiannya saja yang kurang tepat, jadinya anak muda seperti kita suka ngeyel (keras kepala).



sumber:http://kabarinews.com/article.cfm?articleID=31508

icalichie. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Copyright © THE SYNTHESIZER. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh