Awalnya, Waterman mengira bahwa banyak tupai jantan melakukan masturbasi karena tidak bisa menemukan tupai betina atau karena ingin membuang sperma lama dan meningkatkan kualitas sperma sebelum proses perkawinan. Tapi ternyata perkiraan tersebut salah. Dari hasil pengamatan Waterman, masturbasi yang dilakukan tupai jantan bukanlah karena alasan-alasan tersebut.
“An oral masturbation was recorded when a male sat with head lowered and an erect penis in his mouth, being stimulated with both mouth (fellatio) and forepaws (masturbation), while the lower torso moved forward and backwards in thrusting motions, finally culminating in an apparent ejaculation, after which the male appeared to consume the ejaculate.”Tupai melakukan masturbasi untuk melindungi diri dari penyakit menular seksual (PMS). Masturbasi memungkinkan tupai untuk membersihkan alat kelaminnya dan mengeluarkan sisa-sisa sperma dan kotoran yang ada. Hal ini sebenarnya juga terjadi pada manusia. Masturbasi pada manusia juga merupakan aktivitas seksual yang paling aman dan tidak bisa menularkan penyakit kelamin atau penyakit menular seksual.
Masturbasi juga diketahui sangat efektif mencegah kanker prostat terutama jika dilakukan oleh pria mulai dari umur 20-an tahun. Pada pria di atas usia 50 tahun, para peneliti berteori, sering masturbasi membantu mengeringkan cairan prostat yang mungkin mengandung zat-zat penyebab kanker.
Tapi meski masturbasi tidak menimbulkan dampak negatif, tapi para ahli memperingatkan bahwa beberapa bentuk masturbasi bisa berbahaya. Gerakan yang menggosok sangat cepat atau dengan tekanan berat dan gesekan, dapat memperbesar risiko ejakulasi terbelakang (retarded ejaculation), yaitu jenis disfungsi seksual yang tidak dapat merasakan klimaks atau orgasme, bahkan melalui hubungan seks dengan pasangan sekalipun. (Ref: Detik.Com & Discover)
sumber:http://ruanghati.com/2010/10/02/unik-melakukan-onani-demi-cegah-penyakit-kelamin/